Kisah Sa'id bin Amir bin Huzaim Al-Jumahy

02/06/2009 18:21

Kisah Sa'id bin Amir bin Huzaim Al-Jumahy
Penulis : -

Abu Nu'aim mengeluarkan dari Khalid bin Ma'dan, dia berkata, "Umar binAl-Kbaththab ra. mengangkat Sa'id bin Amir bin Huzaim ra. sebagai amirkami di Himsh. Ketika Umar datang ke sana, dia bertanya, "Wahaipenduduk Himsh, apa pendapat kalian tentang Sa'id bin Amir, amirkalian?" Maka banyak orang yang mengadu kepada Umar ra. Mereka berkata,"Kami mengadukan empat perkara. Yang pertama karena dia selalu keluarrumah untuk menemui kami setelah hari sudah siang.' Umar ra.berkomentar, "Itu yang paling besar. Lalu apa lagi?' Mereka menjawab,"Dia tidak mau menemui seseorang jika malam hari." "Itu urusan yangcukup besar," komentar Umar ra. Lalu dia bertanya, "Lalu apa lagi?"Mereka menjawab, "Sehari dalam satu bulan dia tidak keluar darirumahnya untuk menemui kami." "Itu urusan yang cukup besar," komentarUmar ra. Lalu dia bertanya, "Lain apa lagi?" Mereka menjawab, "Beberapahari ini dia seperti orang yang akan meninggal dunia."

KemudianUmar bin Al-Khaththab ra. mengkonfirmasi di antara Sa'id bin Amir ra.dan orang-orang yang mengadukan beberapa masalah tersebut. Saat ituUmar ra. berkata kepada dirinya sendiri, "Ya Allah, jangan sampaianggapanku tentang dirinya keliru pada hari ini." Lalu dia bertanyakepada orang-orang yang mengadu, "Sekarang sampaikan apa yang kaliankeluhkan tentang diri Sa'id bin Amir ra.!'

"Dia selalu keluarrumah untuk menemui kami setelah hari sudah siang,' kata mereka. Sa'idmenanggapi, "Demi Allah, sebenamya aku tidak suka untuk mengungkapkanhal ini. Harap diketahui, keluargaku tidak mempunyai pembantu, sehinggaaku sendiri yang harus menggiling adonan roti. Aku duduk sebentarhingga adonan itu menjadi lumat, lalu membuat roti, mengambil wudhu',baru kemudian aku keluar rumah untuk menemui mereka."

Umarbertanya kepada mereka, "Apa keluhan kalian yang lain?" Merekamenjawab, 'Dia tidak mau menemui seorangpun pada malam hari." 'Lalu apaalibimu?' tanya Umar ra. kepada Sa'id bin Amir ra. "Sebenarnya akutidak suka untuk mengungkapkan hal ini. Aku menjadikan siang hari bagimereka, dan menjadikan malam hari bagi Allah."

"Apa keluhankalian yang lain?" tanya Umar kepada mereka. Mereka menjawab, "Seharidalam satu bulan dia tidak mau keluar dari rumahnya untuk menemuikami." "Apa alibimu? tanya Umar ra. kepada Said ra. "Aku tidakmempunyai seorang pembantu yang mencuci pakaianku, di samping itu, akupun tidak mempunyai pakaian pengganti yang lain." Maksudnya, hari itudia mencuci pakaian satu-satunya.

"Apa keluhan kalian yanglain?" tanya Umar kepada mereka. Mereka menjawab, "Beberapa hari inidia seperti orang yang akan meninggal dunia." "Apa alibimu?" tanya Umarra. kepada Sa'id ra. Sa'id ra. menjawab,

"Dulu aku menyaksikanterbunuhnya Hubaib Al-Anshary di Makkah. Aku lihat bagaimanaorang-orang Quraish mengiris-iris kulit dan daging Hubaib ra. lalumereka membawa tubuhnya ke tiang gantungan. Orang-orang Quraisy itubertanya kepada Hubaib, 'Sukakah engkau jika Muhammad menggantikandirimu saat ini?' Hubaib menjawab, 'Demi Allah, sekalipun aku berada ditengah keluarga dan anak-anakku, aku tidak ingin Muhamrnad ShallallahuAlaihi wa Sallam terkena duri sekalipun'. Kemudian dia berseru, 'HaiMuhammad, aku tidak ingat lagi apa yang terjadi pada hari itu'.

Sementara saat itu aku yang masih musyrik dan belum beriman kepadaAllah Yang Maha Agung, tidak berusaha untuk menolongnya, sehingga akuberanggapan bahwa Allah ta'ala sama sekali tidak akan mengampunidosaku. Karena itulah barangkali keadaanku akhir-akhir ini sepertiorang yang akan meninggal dunia."

Umar bin Al-Khaththab ra.berkata, "Segala puji bagi Allah, karena firasatku tentang dirinyatidak meleset." Setelah itu Umar memberinya seribu dinar, serayaberkata, "Pergunakanlah uang ini untak menunjang tugas-tugasmu." IstriSa'id ra. berkata kegirangan setelah menerima uang itu, 'Segala pujibagi Allah yang telah memberikan kecukupan kepada kita atas tugas yangengkau emban ini." Sa'id bertanya kepada istrinya, "Apakah engkau mauyang lebih baik lagi? Kita akan memberikan uang ini kepada orang yanglebih membutuhkannya daripada kita. "Boleh," jawab istrinya. Lalu Sa'idmemanggil salah seorang anggota keluarganya yang dapat dipercaya, dandia memasukkan uang ke dalam beberapa bungkusan, seraya berkata,"Bawalah bungkusan ini dan berikan kepada janda keluarga Fulan, orangmiskin keluarga Fulan, orang yang terkena musibah keluarga Fulan.Selebihnya disimpan, Istrinya bertanya, "Mengapa engkau tidak membeliseorang pembantu? Lalu untuk apa sisa uang itu?" Sa'id ra. menjawab,"Sewaktu-waktu tentu akan datang orang yang lebih membutuhkan uang itu.

—————

Back