Rizki

29/05/2009 11:14

Ketika kita keluar dari rumah kita untuk mencari pemenuhan kebutuhan atau dengan kata lain mencari rizki, kita sering berbenturan antara keadaan dengan prinsip yang kita pegang teguh selama ini. sangat kita sayangkan bila kita sudah tak lagi memegang prinsip dasar islam dalam mencarinya. kita lebih suka menggunakan logika akal kita ketimbang memakai keimanan kita sebagai orang islam.

hal ini dikarenakan jika kita memakai keimanan kita saat mencari rizki Alloh, maka kita tidak akan memberikan kepuasan kepada nafsu kita yang cenderung menginginkan kemewahan dunia dengan aturan kita. sering kali kita tidak mempedulikan apakah itu halal atau haram, atau yang lebih menakutkan lagi adalah syubhat. kita selalu berusaha mencari makan, minum, dan santapan lezat setiap hari untuk memenuhi ego kita. rumah mewah, mobil keren itu adalah impian kita, namun kita tak pernah berfikir bagaimana kita bisa mengembalikan dan mengelola setiap pemberian dan karunia Alloh yang diberikan setiap hari kepada kita.

Perilaku seperti ini sering kita lakukan dengan sengaja maupun tidak, namun kita tak pernah merasa berdosa dalam melakukannya. contoh perbuatan seperti itu adalah tatkala kita sedang menikmati sesuatu kenikmatan namun justru kenikmatan itu kita bandingkan dengan apa yang ada pada orang lain, atau kita menolak rizki yang berupa dunia yang sudah menjadi milik kita dengan menuntut orang lain supaya kita dapat lebih, padahal orang tersebut sudah memberikan apa yang menjadi kewajibannya (menuntut hak lupa akan kewajiban).

tindakan tindakan seperti itu nggak lebih daripada perbuatan orang orang munafik. dimulut kita mengaku bertuhankan Alloh akan tetapi didalam hati kita masih menuhankankan harta. kesenangan kita adalah tatkala kita melihat orang lain susah, dan kesusahan kita adalah tatkala kita melihat orang lain senang.

Sering sekali kita menganggap apa yang kita nikmati dan kita ambil manfaatnya itu bukanlah rizki akan tetapi hanya sebuah kesenangan sesaat. sehingga yang timbul adalah tatkala kita tiada mendapat rizki berupa dunia beranggapan bahwa kita tidak mendapatkan rizki. betapa kurang ajarnya kita kepada Alloh dengan sikap kita yang seperti itu, kita sendiri tak pernah menimbang rasa kita kepada Alloh, lihatlah bagaimana Alloh menggerakkan kita, mulai denyut nadi, detak jantung hingga nafas kita. jika kita hitung bahkan jika kita hitung seandainya harta kita seluruh isi dunia tak akan mampu mengganti nikmat Alloh yang kita pandang kecil dimata kita.

rasanya patut kita simak apa yang dikatakan syaikh abdul qoir al jailani bagaimana beliau memandang dunia. beliau berkata lihatlah kebaikan dunia dengan mata kepala kalian jangan kalian lihat kebaikan dunia dengan mata hati kalian, sebab jika dengan mata hati kalian akan terpedaya olehnya dan jika kalian lihat dengan mata kepala kalian maka akan kalian temukan bahwa dunia itu berpindah tangan dari tangan satu ketangan yang lain dan akan nampak oleh kalian akan keburukannya. bahkan seorang sufi bernama harits al muhasibi mengatakan kita mencari rizki lebih dikarenakan ketakutan kita terhadap kemiskinan dan ketakutan kita akan tidak terpenuhinya nafsu kita, sebab jika pemenuhan terhadap kebutuhan kita, insya allah yang sedikit akan mampu memenuhi kebutuhan kita. namun jika pemuasan nafsu, maka yang banyakpun takkan sanggup memenuhi apa yang menjadi keinginan kita terhadap dunia.

kita sering mendengar sahabat nabi sepupu istri ummul mukminin aisyah ra abdurrahman bin auf seorang konglomerat dizamannya harus masuk surga dengan merangkak,padahal beliau rajin menginfakan hartanya dan beliau juga donatur dalam setiap perjuangan islam bersama sahabat yang lain dan beliau berada dizaman rasul, kita yang tak pernah tahu akan bagaiman islam bersama visi, misi, dan isinya berharap mendapatkan kenikmatan dunia, terlebih akhirat. dengan ketertarikan kepada dunia dan bukan kepada Alloh sang pemberi kenikmatan.

Dalam pencarian kita terhadap rizki kita sering melupakan 2 hal penting yang harus diikuti oleh 2 hal penting lainnya. karena itu berkaitan dengan keberkahan dan kelangsungan generasi islam berikutnya. 2 hal penting pertama adalah al quran dan al hadits inilah tuntunan pokok kita dalam setiap melangkah. bukan hanya dalam pencarian rizki saja, namun kita sering mencampakkannya demi pemuasan nafsu kita.

lihatlah bagaimana Alloh menuntun kita dalam mencari karunianya, baik melalui al quran maupun melalui hadits. betapa indah dan luhurnya nilai islam dalam mengajarkan umatnya untuk mencari rizki tanpa menimbulkan kerusakan dan rasa penindasan terhadap orang lain. jika 2 hal pertama itu sudah kita dapatkan, maka kita dituntun kembali untuk mencari 2 hal yang berikutnya, yaitu hati dan perbuatan. ukurlah segala sesuatu itu dengan hati dan nurani, kita meninggalkan al quran dan hadits maka niscaya akan kita temukan keridhaan Alloh atas apa yang anda kerjakan, dan yang terakhir inilah yang paling sering dikhianati oleh manusia, yaitu perbuatan dan disinilah kita sering terkecoh,kita lari dari sang kholiq menuju makhluk hingga rusak perjanjian kita dengan Alloh, yaitu 17 kali kita bersumpah dan 9 kali kita berikrar kepada Alloh. dan akhirnya kita terperosok kedalam jurang kemusyrikan. tanpa kita sadari akan laknat Alloh atas kita, kita anggap sebagai ujian sungguh bodohnya kita.

Akhirnya ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan dalam memahami arti rizki ataupun karunia Alloh, pertama janganlah membatasi pengertian rizki Alloh, karena itu akan membatasi kasih sayang Alloh kepada kita sebab rizki Alloh itu luas dan tanpa batasan makna, ruang, waktu dan juga dimensi. karena secara hakiki, rizki adalah sesuatu yang dapat kita ambil manfaatnya baik itu milik kita ataupun melalui orang lain. carilah 2 saksi pertama dalam mencari rizki Alloh yaitu Al quran dan Al hadits kemudian carilah 2 saksi berikutnya yaitu hati anda dan perbuatan agar kita tidak terjerumus dalam kemusyrikan dan kemaksiatan yang terselubung melalui kebaikan yang secara dhahir tanpa melalui seleksi bathin.

—————

Back